Jakarta, 29 September 2025 — Politikus senior Ahmad Ali Eks Nasdem resmi bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai Ketua Harian DPP periode 2025-2030. Ahmad Ali dapat dianggap sebagai teman baik Anies Baswedan, meskipun hubungan mereka lebih berbasis pada kolaborasi politik daripada pertemanan pribadi sejak masa muda.
Anies Baswedan adalah salah satu pendiri organisasi massa NasDem pada 2010, bersama tokoh seperti Ahmad Syafi’i Maarif dan Sultan Hamengkubuwono X. Meskipun Anies mundur setelah NasDem berubah menjadi partai politik di bawah kepemimpinan Surya Paloh, hubungan ini menjadi fondasi kolaborasi jangka panjang.
Kolaborasi Politik Intens Ahmad Ali, sebagai Wakil Ketua Umum NasDem (2019–2024), memainkan peran kunci dalam mendukung Anies. Pada 2022, NasDem secara resmi mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024, dan Ahmad Ali sering menjadi juru bicara utama soal alasan dukungan ini. Ia pernah buka-bukaan bahwa NasDem “terpesona” dengan Anies karena sikapnya yang tenang meski sering difitnah, tanpa pernah memaki balik.
Pada November 2023, Anies secara pribadi mengangkat Ahmad Ali sebagai “Pelatih Kepala” Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) untuk Pilpres 2024. Ini menunjukkan tingkat kepercayaan tinggi, karena Ahmad Ali bertanggung jawab atas strategi kampanye nasional, dibantu tokoh seperti Jazilul Fawaid (PKB) dan Ahmad Heryawan (PKS).
Ahmad Ali disebut sebagai penyumbang logistik terbesar untuk tim kampanye Anies, dan ia aktif membela Anies di media, termasuk soal isu private jet atau tudingan bahwa Anies “dimainkan” NasDem. Ia menekankan bahwa dukungan NasDem murni untuk pemenangan, bukan politik balas jasa.
Di media sosial dan wawancara, Ahmad Ali sering digambarkan “cukup dekat” dengan Anies, termasuk dalam penggalangan dukungan dan organisasi. Bahkan, ia disebut sebagai “mesin kampanye” utama Anies.
Ahmad Ali kini meninggalkan Partai NasDem, yang dahulu menjadi “rumah politik”-nya, dan yang sempat menjadi bagian dari koalisi pengusung Anies Baswedan pada Pilpres 2024. Pergeseran ini memunculkan pertanyaan: apakah kehadiran Ahmad Ali di PSI akan menyulut benturan politik signifikan dengan Anies Baswedan dan koalisinya di Pilpres mendatang?
Fakta Terbaru
- Pengumuman dan jabatan: Ahmad Ali dan Bestari Barus, keduanya sebelumnya kader NasDem, kini menjabat posisi strategis dalam struktur PSI: Ali sebagai Ketua Harian, Bestari sebagai Ketua Bidang Politik.
- Alasan hengkang: Ali menyebut PSI sebagai “partai masa depan,” menilai PSI lebih cocok untuk pengembangan politiknya ke depan dibanding NasDem. Ia menyatakan keanggotaannya di NasDem otomatis gugur, tanpa surat pamit formal.
- Respon NasDem: Santai. NasDem menyebut ini sebagai bukti kaderisasinya berhasil — mereka “senang” kadernya dipakai oleh partai lain.
- Kemungkinan terjadi benturan politik cukup tinggi, terutama dalam konteks koalisi dan pemilihan calon presiden ke depan. Pergeseran orang dekat Anies ke PSI akan menjadi preseden yang bisa dimanfaatkan oleh lawan politik Anies untuk mengurangi kekuatan dukungan atau kestabilan koalisinya.
- Namun, benturan tersebut belum tentu signifikan dalam hal menentukan hasil Pilpres 2029; banyak tergantung pada bagaimana PSI akan bergerak
- Faktor kunci: loyalitas pemilih lokal, efektivitas jaringan di akar rumput, bagaimana Anies dan koalisinya merespons (melobi, mempertahankan tokoh lokal, membangun komunikasi yang kuat), dan bagaimana PSI menggunakan kehadiran Ahmad Ali sebagai aset politiknya.
Masuknya Ahmad Ali ke PSI adalah sebuah manuver strategis yang mengubah dinamika politik antarpartai di Indonesia menjelang Pemilu 2029. Ia bisa menjadi batu loncatan bagi PSI untuk meningkatkan daya tawarnya secara nasional, sambil melemahkan beberapa posisi strategis Anies jika tidak diantisipasi.